The Art of Pursue

August 01, 2017


Tahun ini adalah tahun yang cukup hectic bagi sebagian dari kami. Ada yang sibuk skripsi, ada yang masih sibuk sama kuliahnya, ada yang udah wisuda dan apply S2 di Universitas luar Sumatera, ada yang cari kerja lamar sana-sini, dan ada yang (sepertinya) siap-siap untuk...dilamar. Dan masih banyak lagi. Ketika bertanya kabar ke teman-teman, jawabannya sudah mulai beragam. Yang biasanya kalau ditanya sibuk apa, dan jawabannya juga macam-macam. 
Kalau temen wisuda atau dapat kerja, kita dong yang seneng. Walaupun ada bagian dari hati kecil  yang bilang "kamu kapan?". Dan, pasti ada rasa kehilangan ketika temen wisuda atau merantau. Ada rasa kehilangan yang bersembunyi dibalik euforia kebahagiaan itu.
Dia yang biasanya mudah ditemui, kalau ke kampus ketemu. pulang bareng, sharing hal-hal masalah kuliah dan organisasi, diskusi... ah, satu persatu mulai pergi dan menyisakan rasa rindu. Disinilah teknologi dirasa sangat membantu menghubungkan satu sama lain. 
Ada juga yang sudah menikah. Rasanya kemarin dia masih pergi makan bareng kita, ketawa-tawa bareng, eh, sekarang udah jadi istri orang. Lucu nggak sih?
Dan lagi-lagi bagi yang menyaksikan life stage tersebut, akan menyisakan pertanyaan "aku kapan?"
Well, merasa ditinggal itu wajar, kok. Ketika hal-hal yang biasanya ada di keseharian kita mendadak hilang, pasti ada rasa kehilangan. Apalagi hal itu berkaitan sama diri kita. Pertanyaan-pertanyaan yang bikin sesak dada pasti ada :') Tapi ingat, tiap orang punya timing yang berbeda. Nggak ada jaminan siapa yang paling cepat wisuda, dia yang paling bagus karirnya, atau yang paling pintar diangkatan, pasti cepet lulusnya. Kadang pencapaian di kehidupan nggak selalu punya korelasi yang positif dengan pencapaian lainnya. Tuhan Maha adil. Bisa jadi yang paling mulus karirnya, dia mengorbankan target menikahnya untuk karir. Yang pertama wisuda, mungkin dia udah melalui ratusan malam tanpa tidur dan berkorban banyak hal. Dan, mungkin Tuhan menjauhkan satu hal dari kita, untuk kebaikan kita juga. Misalnya, kalau kita yang paling cepet lulusnya, jangan-jangan kita malah jadi sombong dan lupa diri!
Satu hal yang perlu diingat adalah: usaha. Berusalah semaksimal mungkin. Tentu ada yang harus dikorbankan. Ada juga yang biasanya 'nggak aku banget' tapi harus kita lakukan. Coba ingat-ingat pengorbanan kita sebelum-sebelum ini sehingga kita sampai ditahap yang sekarang.
Percayalah, God's time is perfect. 

You Might Also Like

2 comments

Popular Posts