Wanita dan Pendidikan

August 13, 2017


Akhir-akhir ini, ada postingan viral mengenai pendidikan dan wanita, bahwa wanita tidak perlu menempuh pendidikan yang tinggi, percuma wanita sekolah tinggi-tinggi sampai S3, S teler... Dan entah saya yang salah tangkap, sepertinya inti tulisan itu menyiratkan bahwa wanita yang penting mau dan dapat mendampingi suaminya, di suka maupun duka. Dan itu tidak butuh pendidikan yang tinggi.
Eh?
Jujur, saat membacanya, alis saya jadi naik sebelah. Cukup kaget, di era seperti ini masih ada yang berpikiran seperti itu. Tapi, tentu saya tidak bisa menyalahkan si penulis, dan saya juga tidak menyalahkan bila ada teman-teman yang punya prinsip seperti yang saya sebutkan diatas. Wanita―dan disini konteksnya istri―memang berperan sebagai pendamping bagi suami, dan suami sebagai nahkoda bagi bahtera rumahtangga. Untuk praktiknya, mungkin saya belum bisa gambarkan karena saya sendiri sampai saat ini belum berumahtangga.
Namun, izinkan saya yang pengetahuannya terbatas ini menyampaikan opini saya. Bagi saya pribadi, pendidikan bagi wanita itu bagaikan akar, yang akan menghujam ke tanah, menyerap sari-sari makanan sehingga tanamannya bisa tumbuh subur dan berbuah lebat, dengan rasa yang nikmat. Begitu pula pendidikan, ilmu yang seorang wanita dapatkan kelak akan berbuah manis, tidak hanya bagi wanita tersebut, bisa jadi manfaat untuk suami, anak-anak, dan masyarakat. Mengenyam pendidikan itu, bukan hanya masalah materi yang didapatkan saat duduk manis di bangku perkuliahan, tapi lebih banyak didapatkan saat proses menempuh pendidikan tersebut. Lets say, saat berorganisasi, KKN, atau menjalankan praktik lapangan. Dengan bertemu orang-orang baru juga memperkaya pengalaman dan pengetahuan. 
Saya juga meyakini, wanita yang memiliki pendidikan terbaik, akan mendidik anak-anaknya dengan baik pula. Ibu adalah madrasah pertama bagi anak-anaknya. Ibu dengan pendidikan yang baik tentu akan memberikan pengajaran terbaik bagi anaknya. Pendidikan bukan semata-mata untuk memenuhi ego pribadi dan untuk dibangga-banggakan, seorang wanita dengan pendidikan yang baik tentu memiliki jiwa ingin belajar dan rasa ingin tau yang baik, serta orang yang senantiasa mau menerima informasi dan pengetahuan yang akan memperkaya dirinya. Bukan hal yang mudah lho melanjutkan pendidikan lagi, belajar lagi, bersusah-susah penelitian lagi, perlu upaya ekstra lho, ngomong-ngomong.
Dan yang terakhir, pesan bagi setiap lelaki: jangan minder duluan. Saya adalah salah satu wanita mempertimbangkan untuk melanjutkan pendidikan saya ke pascasarjana. Banyak banget yang ngasih wejangan "mi, gak usah S2 dulu. Ntar nggak ada cowok yang mau"Atau "S2? Nanti cowok pada takut. Ntar telat nikah" Yah, belum tentu mau lanjut atau enggak, udah ditakut-takutin duluan.Ya Allah :') Beneran, tujuan saya S2 pure karena saya pengen mendalami bidang saya. Bukan, bukan untuk bangga-banggaan, bukan pula untuk menyaingi lelaki, apalagi bikin laki-laki takut :(
Bagi lelaki, jadilah laki-laki yang berprinsip dan penuh tanggung jawab. Jangan jadi lelaki yang belum apa-apa udah takut, minder duluan, merasa ndak pantes. Ada lho lelaki begitu, padahal bisa jadi gayung bersambut, kan?Sekian coretan saya di Minggu yang cerah ini, semoga masih bertemu di Senin!

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts