Cinta

March 08, 2017

Kenapa postingannya baper terus, sih? Cinta... Lagi jatuh cinta, ya?
Jangan biarkan kamu terjebak terlalu lama dengan penilaian awalmu. Mungkin persepsi yang terbentuk dibenak teman-teman, kalau ngomongin cinta, cinta ke pasangan, bukan begitu?
Mungkin teman-teman lupa, ada banyak jenis cinta di dunia ini. Cobalah sekali-sekali jangan baca status atau like quotes galau di instagram, beli buku yang bagus, atau pinjem, nah insyaAllah banyak hal baru yang teman-teman dapatkan. Nah, kembali ke bahasan cinta, temen-temen tau kan, cinta itu banyak jenisnya. Ada cinta kepada kedua orangtua, cinta kepada anak, cinta pada pasangan, cinta karena persaudaraan dalam Islam (ukhuwah Islamiyah), dan (ini yang salah) cinta harta. Kali ini saya ingin nulis tentang cinta dalam persaudaraan sesama Islam.

Bagi teman-teman yang udah baca Dalam Dekapan Ukhuwah karya Salim Akhukum Fillah, pasti sudah mengetahui indahnya persaudaraan yang tercipta karena iman. Indah sekali, karena iman itu bagaikan akar pohon, dimana semakin kuat akarnya, maka goncangan dan terpaan angin yang kencang tidak mudah menumbangkan si pohon. Saya terkesima baca satu kisah didalamnya, dimana seorang Rabi Yahudi (kalau tidak salah namanya Hosein) yang menunggu dengan yakin datangnya Rasul utusan Allah, dan seketika setelah bertemu, Hosein langsung mengucapkan kalimat syahadat. Disaat itu pula Rasulullah membuatnya tersentuh (saya sulit mencari kalimat yang pas) karena menganggap Hosein adalah saudara, saudara yang disatukan dengan keimanan, iman kepada Allah dan Rasul-Nya. Sungguh menakjubkan.
Saya yakin, sampai saat ini masih ada persaudaraan yang disatukan karena iman. Persaudaraan yang didalamnya tak pernah kering, karena orang-orang yang diikatnya saling mendoakan, saling mengingatkan, tidak ada persaudaraan yang lebih indah selain itu. Tidakkah teman-teman ingin memiliki persaudaraan yang sebegitu indahnya? Saya ingin. Karena didalamnya tidak ada perkataan yang mubazir, dan saling mencintai karena Rabbnya. 
Satu kalimat dari teman saya yang selalu saya ingat
Mi, apapun yang terjadi, saya selalu sebut ami dalam rabithah. Selalu.
Dan saya berpendapat, saya masih dibukakan pintu hati sampai saat ini, karena doa wanita lemah lembut itu. Yang saya sayangi seperti adik, kadang seperti kakak saya. Kalimat yang pendek, tetapi saya selalu ingat. Dan mungkin dengan begitu banyaknya kelakuan saya yang bikin dia kecewa, tapi dia selalu ada buat saya... dan saya merasa sangat beruntung menemukan satu sahabat seperti ini. Mungkin ini yang disebut ukhuwah. Dan saya mencintai sahabat saya, karena cintanya pada Allah.
Jika kelak kamu masuk surga, dan nggak nemuin ami didalamnya, tolong cari ami di neraka dan bilang sama Allah kita pernah berjuang bersama..

Postingan ini saya dedikasikan untuk sahabat seperjuangan saya, yang menemani hijrah saya, mengetahui titik terendah dalam hidup saya, hingga saya yang lalai ini kembali tersadar. Terimakasih untuk doanya, sepertinya doamu terkabul.



You Might Also Like

0 comments

Popular Posts